Gentlemen, Learn to Dream!
Seorang bijak mengatakan beribu-ribu kali atau bahkan bermiliar-miliar kali bahwa hidup kita sekarang ini adalah mimpi kita waktu dulu. Artinya kenyataan sekarang adalah hasil dari transformasi mimpi jaman baheula. Kadang kala orang-orang meremehkan “mimpi” dengan menyebut kata-kata yang secara psikologis memenjarakan dan melemahkan potensi seorang manusia, misalnya dengan perkataan: “ah kamu mah banyak mimpi”, “jangan terlalu banyak mimpi”, atau “jangan terlalu tinggi dong cita-cita mu, yang “rasional” aja”, dan segudang contoh lainnya.
Kesan negatif “pemimpi” mungkin telah menjadi semacam kebiasaan dalam norma masyarakat. Padahal mimpi adalah kekuatan penggerak manusia dalam mencapai sesuatu. Tanpa mimpi maka tidak akan ada pesawat terbang, tanpa mimpi mungkin tidak akan ada facebook, tanpa mimpi mungkin tidak akan ada listrik. Semua berawal dari mimpi. Banyak tokoh-tokoh yang dianggap punya kontribusi besar dari sejarah manusia dari baheula sampai sekarang pun awalnya adalah seorang pemimpi, atau dengan meminjam istilah manajemen, seorang visioner. Mimpi adalah pijakan dalam kehidupan dan arah tempat kita menuju, tanpa mimpi saya “haqqul yaqin” hidup kita akan hambar tanpa makna, kalau tidak percaya silakan Anda coba!
Denise Linn, berusaha mencari kaitan antara mimpi dengan karya besar yang telah mengubah dunia. Karyanya berjudul “The Hidden Power of Dreams: The Mysterious World of Dreams Revealed”, kata orang Indonesia mah kekuatan tersembunyi dan dunia misterius mimpi terungkap. Dia meneliti kaitan mimpi dengan karya besar, salah satunya adalah Rene Descartes, yang dianggap sebagai Bapak-nya filusuf modern “ceunah” yang membuat ungkapan terkenal “cogito ergo sum”, saya berpikir maka saya ada. Filusuf penghasil banyak karya ini termasuk diantaranya Meditations of First Philosophy, mengatakan kepada temannya “Gentlemen, learn to Dream!”, atau “Tuan-tuan, mari kita belajar untuk bermimpi!”. Contoh lainnya adalah Albert Einstein, perumus teori relativitas ini ceritanya adalah ingin membuktikan bahwa mimpinya adalah benar.
Tuan-tuan dan puan-puan (kata orang Malaysia mah), Belajarlah untuk bermimpi!
Wassalam,
Yudi Ahmad Faisal
No comments:
Post a Comment