Translate

Friday, February 24, 2017

Refleksi Kritis terhadap Riset Ekonomi Keuangan Syariah: Iqbal, Nagaoka, dan Asutai

Ada pemandangan menarik dalam Joint Conference on Islamic Economics and Finance di Istanbul Turki, 1-3 September 2016, seolah-olah panitia termasuk Durham University dan beberapa kampus lokal ingin memberikan pesan jenis riset yang diidam-idamkan dalam diskursus ekonomi keuangan Syariah. Keynote speech dimulai oleh Iqbal Asaria dengan judul “Rethinking Economics Post the Global Financial Crisis: an Islamic Economic Perspective”, keynote speech kedua oleh Shinsuke Nagaoka dengan judul “How can Islamic Knowledge Contribute to the Next generation Global Economic System”, dan keynote speech terakhir oleh Prof. Mehmet Asutai tentang “Critical Reflections on Research in Islamic Economics and Finance with Reference to Hybridity and Mirroring: From Imitation and Repetation to Authenticity”.


Iqbal Asaria memulai dengan mendiagnosis sistem keuangan modern yang berujung pada Global Financial Crisis tahun 2008. Seperti halnya para penulis barat yang menulis tentang GFC, istilah mainstream krisis keuangan global, seperti Timothy F. Geither, John Cassidy, dan banyak penulis lainnya, Iqbal pun menekankan pada aspek regulasi, organisasi, dan inovasi keuangan yang berujung pada GFC. Iqbal presentasinya lebih lanjut menjelaskan bahwa lack of regulasi, defisiensi manajemen resiko di tingkat organisais, dan mekanisme hutang (debt) melalui inovasi-inovasi keuangan modern (financial innovations) memungkinkan terjadinya krisis keuangan berkelanjutan. Tesis nya tidak berbeda dengan yang pernah ditulis oleh Habib Ahmed, Mehmet Asutai, maupun Rodney Wilson tentang krisis keuangan global dan Islamic finance recipes. Saya menduga bahwa Iqbal ingin memberikan pesan kepada praktisi maupun akademisi keuangan Syariah, bahwa gejala-gejala yang memungkinkan timbulnya krisis keuangan bisa saja terjadi dalam keuangan Syariah jika melihat kepada indikator regulasi, organisasi, dan produk-produk keuangan Syariah yang menurut Mehmet Asutai cenderung meng-imitasi dan mirroring konvensional. Bahasa saya ada kecenderungan “taqlid intelektual” yang berujung kepada “Sharia Arbitrage”, meminjam istilah Mahmud El Gamal, menggunakan syariah sebagai alasan komersial semata tanpa pernah memberikan jawaban atas kegundahan sistem konvensional yang keropos. Lain halnya dengan Iqbal dalam yang dalam presentasinya tidak memberikan diagnosis lebih lanjut kecenderungan keuangan Syariah sekarang apakah bisa terjerumus dalam siklus krisis seperti halnya konvensional, Habib Ahmed dalam paper nya yang dipublikasikan oleh ISRA Malaysia ttg keuangan Syariah dan GFC memberikan diagnosis gejala-gejala tersebut sudah mulai muncul dalam keuangan Syariah yang bisa berujung pada krisis keuangan.


Keynote speech kedua dilakukan oleh Shinsuke Nagaoka, seorang akademisi Ekonomi Syariah yang berasal dari Kyoto University Jepang. Nagaoka saya kira memberikan contoh konkret tentang “role model” jenis penelitian eksyar yang diidam-idamkan. Nagaoka presentasi peranan wakaf sebagai istrumen alternatif untuk menghindari gejala financialisasi dalam struktur keuangan global. Wakaf menurut Nagaoka adalah Islamic Economic Knowledge yang authentic berasal dari tradisi Islam bukan hasil dari proses mirroring maupun imitating, meminjam istilah Mehmet Asutai. Revitalisasi struktur dan peran wakaf mampu dijadikan sebagai counter-balance antara market economy dan kesejahteraan sosial (social welfare). Flow penelitian Nagaoka dimulai dari riset induktif tentang praktik wakaf yang dilakukan oleh komunitas Muslim di Singapura. Theoretical framing-nya mengkombinasikan teori Polanyi (1977) dan Karatani (2000) untuk memberikan justifikasi teoritis (teori competitive reciprocity) bahwa wakaf bisa dijadikan sebagai alternatif dari sistem keuangan yang ada. Dikesimpulannya Nagaoka memberikan tantangan kepada para akademisi bagaimana memberikan pesan universal dari Islamic Economic Knowledge seperti wakaf sehingga tidak dipersepsikan eksklusif hanya untuk golongan agama tertentu.


Keynote speech ditutup oleh Professor Mehmet Asutai yang memberikan tamparan keras terhadap kecenderungan riset-riset ekonomi dan keuangan Syariah kontemporer yang dinilai tidak memberikan jawaban atas “imaginasi” dari model ekonomi Islam. Asutai menyoroti gejala Hybridity, Mimicry, dan Mirroring dalam membuat bangunan perbankan dan keuangan Islam. Mirroring menurut Asutai adalah prilaku dimana seseorang tanpa sadar meniru prilaku orang lain yang berujung pada kesamaan nilai, prilaku, dan idea. Islamic finance and banking menurutnya telah disatukan dengan konvensional melalui proses mirroring menyebabkan total penyatuan (total convergence) dan berpotensi kehilangan identitas alamiahnya. Kecenderungan industy keuangan syariah tersebut diikuti oleh kecenderungan riset ekonomi keuangan syariah melalui imitasi (imitation, taqlid) dan pengulangan (repetation, takrar). Asutain mencontohkan melalui pengalamannya sebagai journal reviewer, penguji tesis, pembimbing, dll ribuan tulisan ttg riset2 eksyar pernah dia baca, dan berkesimpulan bahwa riset eksyar didominasi oleh riset empiris dan normatif , yang kebanyakan adalah pengulangan dari riset-riset yang pernah ada. Riset-riset tersebut tidaklah salah sebagai upaya untuk memahami dinamika phenomena-penomena tertentu dalam konteks ekonomi dan keuangan Syariah, tetapi lanjut dia, riset-riset tersebut gagal memberikan arah terhadap bangunan industri keuangan Syariah maupun menciptakan teori-teori baru dalam konteks eksyar, misalnya teori nilai, utilitas, teori capital, teori risks, dll. Menurutnya, industry keuangan syariah cenderung mengikuti arah perkembangan ekonomi konvensional, pun demikian dengan para peneliti ekonomi syariah yang hanya berusaha untuk memahami apa yang terjadi dalam industri. Dalam konteks demikian, menurut Asutai, Riset tidak mempengaruhi industri, tetapi industry yang mempengaruhi riset eksyar. Kekhawatiran terbesarnya adalah ketika dominasi riset-riset empiris maupun normatif mengalahkan riset-riset teoritis. Akibatnya “imajinasi” bangunan ekonomi dan keuangan Syariah tidak muncul dalam riset-riset eksyar.


Dalam dunia intelektual, refleksi kritis jangan pernah dianggap sebagai ancaman (threats) terhadap keberlangsungan praktik maupun diskurus ekonomi dan keuangan Syariah, tetapi critical assessment harus dijadikan sebagai kesempatan (opportunities) untuk menyempurnakan praktik maupun kajian-kajian tentang ekonomi dan keuangan Islam di masa yang akan datang. Wallohu ‘alam bishowab.


Istanbul, Sept 2016

YAF

1 comment:

Lady Mia said...

KABAR BAIK!!!

Nama saya Aris Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu untuk Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran dimuka, tetapi mereka adalah orang-orang iseng, karena mereka kemudian akan meminta untuk pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, sehingga hati-hati dari mereka penipuan Perusahaan Pinjaman.

Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial dan putus asa, saya telah tertipu oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan digunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia, yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dan tingkat bunga hanya 2%.

Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan, telah dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.

Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan oleh kasih karunia Allah ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda menuruti perintahnya.

Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan bercerita tentang Ibu Cynthia, dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Cynthia, Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: arissetymin@gmail.com sekarang, semua akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening mereka bulanan.

Sebuah kata yang cukup untuk bijaksana.